Peringkat Universitas di Indonesia 2019 Yang Merosot di Mata Dunia

#ICYMI, Easyuni sudah membahas mengenai ranking universitas di Malaysia tahun 2019, menaruhkan yang terbaik dan bergengsi antara satu sama lain untuk melihat institusi mana yang terbilang di atas.

Kali ini, pembangkit negara AS, Massachusetts Institute of Technology (MIT) menduduki tingkat pertama sejak 7 tahun lampau berturut-turut, menjadikannya sebagai institusi paling prestis dibandingkan Harvard University, University of Oxford, dan University of Cambridge.

Bagaimana cara menentukan ranking-nya emangnya?

Meninjau kriteria penilaian ranking universitas di dunia yang berdasarkan nilai-nilai yang ada di dalam 4 kategori ini:

• Pandangan internasional yang dibagi dengan: proporsi fakultas internasional, jumlah siswa internasional, jumlah siswa pertukaran pelajar -- baik menuju keluar negeri atau ke dalam negeri.

• Riset yang dibagi dengan: jumlah sitasi per jurnal dan jumlah publikasi per fakultas

• Industri yang dibagi dengan: reputasi dari perusahaan yang bekerjasama

• Akademik dan pengajaran yang dibagi dengan: reputasi akademik, rasio antar jumlah siswa terhadap fakultas, dan proporsi staff dengan gelar S3

Lalu, bagaimana posisi universitas di Indonesia?

Bagaimana dengan nasibnya universitas di Indonesia? Progressnya ada, meski kecil dan timpang. Pada akhirnya, sejumlah papan atas melorot rankingnya kalau dibandingkan hasil tahun lalu.

Nyatanya, hanya sekian dari banyak universitas unggul di Indonesia lah yang berhasil menaikkan kedudukan peringkatnya.

Nah, sekarang kita bahas soal problema yang mengakibatkan penurunan ranking tersebut.

Pernyataan dari Rektor Unpad Bandung, Tri Hanggono Ahmad, mengomentari soal performa riset yang masih belum kuat.

Dikutip dari cuitan di Twitter oleh Rayenda Brahmana, sebagai salah satu kontributor di tim riset Universiti Malaya Sabah, kesalahan terdapat pada strategi pendorongan dosen publikasi oleh Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI) yang bertumpu pada jumlah sitasi.

Di kata lain, rujukkan publikasi dari jurnal yang diterbitkan adalah prioritas utamanya, dam bukan jumlah publikasinya tersendiri.

Selain itu, Rayenda berpendapat bahwa universitas di Inodnesia masih lemah pada penilaian di poin lainnya.

Reputasi dari mata perusahaan soal kualitas akademik dan alumni dan juga jumlah siswa internasional sangat menentukan ranking universitas tersebut. Alasannya adalah nilai mobilitas mahasiswa pada skala global.

Pada era di mana dimensi internasional merupakan urusan penting dan utama, riset dan keikutsertaan komunitas di lingkup internasional merupakan bagian utama dalam pertimbangan sebuah proses perancangan strategi.

Kenaikkan ranking hanya terdapat di UGM, IPB, dan Unpad. Unpad yang sebelumnya tidak memasuki jajaran 1.000 kampus di dunia telah mengalami kenaikan yang signifikan!

Salah satu faktor utama pendukung yang mengerek posisi Unpad adalah dari indikasi rasio dosen dengan mahasiswa dan reputasi akademik dan alumninya.

Sementara itu, universitas di negeri jiran, Malaysia, kerap menunjukkan kemajuan pesat berbarengan dengan 5 institusi lokal yang termasuk ke daftar Top 300 di dunia. Ditambah itu, Universiti Malaya (UM) telah menjeboli daftar Top 100 di dunia!

Bagaimana dengan negara tetangga lainnya?

Dalam tingkat Asia, ada peningkatan dalam universitas di Indonesia. Kalau tahun lalu ada 17 universitas yang masuk ke dalam daftar, saat ini telah bertambah menjadi 22 universitas.

Meskipun demikian, hal ini masih terhitung ‘tertinggal’ kalau dibandingkan dengan performa universitas di negara lainnya.

Universitas Indonesia, yang turun peringkatnya sebesar 20 urutan, merupakan satu-satunya yang menempati daftar 300 besar di dunia dan berurutan ke-54 di kawasan Asia.

Akan tetapi, ketika dijejerkan dengan universitas terbaik di Asia Tenggara, peringkat UI masih berada di posisi ke-9. Membelakangi 2 universitas terbaik di Singapura, 5 universitas terbaik di Malaysia, dan juga 1 dari Thailand!

Dalam lingkup global, 2 universitas dari Singapura bahkan menduduki peringkat ke-11 dan 12. Di sisi lain, 5 universitas terbaik di Malaysia berada di 250 besar dengan peringkat tertinggi di 87 dunia oleh Universiti Malaya.

Masih banyak lagi perguruan tinggi lainnya di Indonesia yang belum mampu unjuk gigi di 500 bahkan 1000 besar dunia. Terutama bagi kampus yang tergolong swasta.

Status akan universitas swasta atau negeri tentunya tidak memicu peringkat universitas. Malaysia membuktikannya dengan adanya 4 universitas swasta yang muncul untuk pertama kalinya ke dalam daftar 1000 besar di dunia.

Bagaimana dampaknya bagi pengamat pendidikan?

Dikutip oleh artikel Tirto, perguruan tinggi di Indonesia mengalami kesulitan untuk bersaing dan memerlukan pembenahan.

“Kalau melihat kompetitor tradisional di QS memang agak berat. Ada NTU, UM, UKM, itu universitas yang secara tradisional memang kuat dibandingkan kita di beberapa variabel saya kira,” kata Halili, seorang pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Yogyakarta.

Perlu diperhatikan bahwa kinerja manajemen universitas dan para intelektualnya adalah hal paling utama yang perlu dibenahi. Termasuk anggaran dalam riset yang masih dinilai rendah.

Selain itu, perguruan tinggi di Indonesia masih terjebak dalam konsep disiplim keilmuan yang linier. Menurutnya, ego sektoral keilmuan antara satu sama lain  masih sulit untuk disinergikan.

Bagaimana dengan pilihan kamu? Harus diperhatikan juga kalau pemilihan universitas tidak 100% hanya berpacu pada ranking universitasnya saja. Toh, pada akhirnya, ranking universitas tersebut tidak akan membantu banyak ke kehidupan kamu pasca kuliah.

Yang penting untuk diperhatikan adalah kecocokkan jurusan kamu dengan universitasnya. Kalau kamu masih bingung dalam hal itu, Easyuni senantiasa siap membantu kok!